Catatan si Bobby ; " Pelajaran Hidup dari seorang Penjual Material ( Kalau semua toko seperti ini gak ada yg hidup melarat di Indonesia) "

Pelajaran Hidup dari seorang Penjual Material
( Kalau semua toko seperti ini gak ada yg hidup melarat di Indonesia)

Seperti biasa rutinitas pagi kembali tiba, dengan menarik nafas panjang aku melangkah memulai hari ini dengan semangat, maklum dah berkeluarga yang mana mencari rejeki adalah suatu kewajiban ( Betul Bloger ),
Pagi ini suasana ditempat ku agak berbeda dari biasa, yah karena hari ini adalah tahun pelajaran baru kebetulan aku adalah seorang Kepala TU dari sebuah sekolah swasta, banyak sekali yang aku urus untuk siapnya sekolah memasuki tahun ajaran baru mulai dari sarana prasarana seperti perbaikan sekolah, pembelian alat kantor sampai Pembelian ATK dll.
Pagi ini aku berencana membeli bahan material untuk melengkapi kekurangan pembangunan ruang diniyah, seperti biasa toko Material yang aku tuju adalah toko langganan karena aku sangat males sekali bila belanja di toko lain karena ada proses tawar menawar, di toko ini saya percaya pada Engko pemilik toko bahwa saya akan diberi harga spesial setiap beli barang maklum karena aku telah menjadi langgan kurang lebih 3 tahun.
Sesampainya ku di toko ternyata toko dalam keadaan sepi kulihat si Engko sedang duduk di meja kerjanya sambil mencatat bon-bon diatas mejanya,
" Pagi Ko " kataku ,
" Pagi " jawab si Engko
" Ko aku mo beli triplek terus Kayu Kaso , Paku...." kataku
Tiba-tiba saat ku hendak meneruskan pesananku masuklah sorang pengamen dengan pakaian lusuh, rambut gimbal dengan topi yang sudah usang, langsung ia bernyanyi, nyanyian yang aku dengar sangatlah tidak enak baik dari nada maupun sairnya, sairnya sangat menyinggung pemilik toko karena sairnya dikarang sendiri oleh si pengamen.
ilustrasi

" Mang, ini kasih buat pengamen" kata engko menyuruh pegawainya sambil memberi uang logam yang aku sendiri gak tahu jumlahnya berapa. kemudian pegawai itu menyerahkan uang itu kepada pengamen, dan berlalulah pengamen sambil bernyanyi dan meledek engko lagi. Aku tersenyum melihat tingkah laku pengamen tersebut.
" Pa, tau gak berapa yang saya kasih " tanya Engko
" Oh, gak tau Ko " kata ku
" 200 rupiah, saya gak pernah kasih lebih " Engko menjelaskan bahwa hampir setiap hari pengamen itu datang.
jadi aku berfikir apakah tingkah laku pengamen tersebut karena Engko Pelit dalam memberi uang kepada pengamen,
" Jangan berfikir saya pelit yah" kata si Engko kepadaku seperti ia tahu apa yang sedang ku fikirkan
" oh gak Ko" kataku karena ku fikir itu bukan urusan ku jadi aku gak ambil serius hal itu.
lalu aku kembali ke transaksiku,
" Oh ya Ko saya nerusin yang tadi nech "
" sebentar ai ada mo omong sama bapa" kata Engko sambil badannya agak merunduk kebawah kaki meja, fikirku ia akan mengambil bonnya yang terjatuh, lalu ia mengangkat sebuah kaleng bekas biskuit yang sudah usang, lalu ia buka tutupnya dan berkata " Ini di kaleng ini pak ada uang yang saya kumpulkan setiap hari" sambil Engko memperlihatkan padaku
" Banyak juga Ko uangnya " kata ku, kulihat sepertinya lebih dari 500 ribu tapi uangnya campuran ada seribuan, dua ribuan sampai seratus ribuan.
" ini uang saya kumpulkan dari untung penjualan pertama saya pada saat toko baru buka, bila ada yang beli untungnya 1 juta pun pasti saya masukin kaleng ini, saya gak ambil untuk saya" kata engko sambil semangat menjelaskannya padaku.
" Untuk apa uang itu Ko" aku bertanya
" Uang ini saya kumpulkan bila sudah saya rasa cukup terkumpul 1.5 juta atau lebih, saya akan kasih uang ini kepada orang yang gak punya, tapi gak seperti pengamen yang tadi itu gak bakal saya kasih" Engko menjawab
"gimana caranya Ko kasih kepada orang yang gak punya/susah" tanyaku.
" Gini, saya survey lokasi di kampung sekitar sini pakai motor, saya cari bener-bener orang susah, terus kalo dah dapet besoknya saya kasih uang itu, kebanyakan mereka yang dapet nangis dan mengucapkan terima kasih" jawab Engko
Perlu diketahui bloger daerah tempatku tinggal masyarakatnya masih  banyak  yang hidup di bawah garis kemiskinan.
"oh gitu ya Ko" aku jadi terharu, terus ku bertanya
" Apa motivasi Engko seperti itu "
" ini buka ngomongin yang udah di kasih tapi saya ingin berbagi saya percaya kebaikan akan kembali kepada saya" jawab Engko, wuih ..aku jadi salut karena ku tau bahwa Engko adalah bukan seorang muslim, aku jadi ingat Ust. Yusuf Mansur tentang manfaat sedekah.

Jadi ku berfikir bila semua pemilik Toko / pedagang  di indonesia berfikir sama dengan Engko pemilik material ini saya yakin gak ada lagi yang hidup melarat makan nasi angkin, Tiwul apalagi sampai kelaparan seperti yang terjadi di Sulawesi satu keluarga meninggal karena kelaparan, coba bayangkan bila ada 1 Juta toko/pedagang  yang seperti itu berapa banyak uang yang terkumpul .
Aku gak berfikir sampai sejauh Pemerintah atau pejabat kita yang bila baik mengelola negara gak ada korupsi maka negara akan makmur , yang ku tau pasti negara ini masih menjadi suatu budaya yang namanya " KKN".
Aku berharaf kepada Alloh untuk membuka hati orang-orang yang diberi lebih harta untuk berbagi, amin!

Parunngpanjang, Agustus 11

Komentar

Penulis Musiman mengatakan…
Ada yang kurang di blog'a nih buat persyaratan GoVlog, di posting di kasih capture image sudah memfollow twitter @XL123 @VIVAnews #GoVlog untuk contoh lihat di rondasiang.wordpress.com
trim's
Catatan Si Bobby mengatakan…
Thanks Infonya!
pramesti mengatakan…
Thanks ya inponya gan....

Postingan populer dari blog ini

Membuat sendiri Headlight Reminder dgn biaya Rp. 10 ribu

Tips khusyu dalam shalat

6 Perbuatan yang membatalkan pahala puasa